Tuesday, December 4, 2012

Pernikahan adalah Universitas Seumur Hidup

" Pernikahan adalah Universitas Seumur Hidup, dimana kita tidak pernah tahu kapan ujiannya, Siapa pengujinya, dan Apa materi ujiannya. Kapan kita lulus dari universitas perkawinan ini..?? Kelulusan akan datang ketika kita cerai mati. Kalau kita cerai di jalan berarti kita drop out, "

Masa Pacaran yang berlangsung lama tidak menjamin bahwa usia pernikahannya juga akan bertahan lama. Sebenarnya apa saja kunci keutuhan rumah tangga sehingga kita bisa lulus dengan predikat " A " dari Universitas Pernikahan ini..??

Kunci Keharmonisan keluarga itu sendiri sebetulnya banyak sekali, beberapa diantaranya adalah :
  1. Dasar Menikah.  
  2. Seseorang yang memutuskan untuk menikah hendaknya mempunyai dasar yang kuat. Banyak orang menikah karena alasan-alasan tertentu, diantaranya karena dikejar usia, jabatan calon pasangan, hutang budi, dijodohkan dan masih banyak lagi alasannya. Semua alasan untuk menikah tersebut sebenarnya sah-sah saja asalkan diantara mereka dapat menumbuhkan rasa cinta kepada pasangannya. Dasar utama terbaik bagi seseorang yang memutuskan untuk menikah adalah karena alasan cinta.
  3. Saling Pengertian.
  4. Cinta yang mejadi pondasi rumah tangga memang tidak cukup untuk menumbuhkan keluarga yang harmonis dan utuh. Kunci selanjutnya yang menjadi pupuk bagi kehidupan rumah tangga adalah saling pengertian. Dengan dasar cinta yang diperkuat dengan saling pengertian masing-masing pihak, akan lebih menguatkan keutuhan keduanya. Perselisihan yang muncul adalah wajar, namun bagaimana pasangan menyelesaikan perselisihan tersebut harus berdasarkan saling pengertian yang dapat mengendalikan ego masing-masing.
  5. Pendidikan.
  6. Kunci selanjutnya adalah tingkat pendidikan. Jika masyarakat jawa mengharuskan untuk memilih bibit, bebet dan bobot untuk calon pasangan, hal tersebut memang harus demikian. Bibit yang akan dipersunting hendaknya diketahui terlebih dahulu. Sama seperti kita menanam bibit unggul, pasti nanti  akan menghasilkan tanaman atau buah yang unggul juga. Bebet (status sosial) menjadi salah satu pertimbangan dalam memutuskan menikah, sehingga dalam mengarungi kehidupan rumah tangganya kelak dapat seperti yang diharapkan. Bobot (kualitas) calon istri maupun suami hendaknya sama. Perlu digaris bawahi bahwa kepandaian disini bukan berarti dalam bidang pendidikan formal saja namun termaksuk kepandaian dalam arti kecerdasan menyikapi setiap situasi yang berkembang dalam kehidupan. Untuk itu dalam memilih pasangan hendaknya memilih calon dengan pendidikan yang setara sehingga dalam menempuh hidup berumah tangga dapat terjadi keseimbangan dalam berdiskusi dan menyelesaikan suatu masalah.
  7. Kesenjangan Karier.
  8. Pasangan karier banyak berkembang di era ini. Suami istri yang sama-sama bekerja mempunyai resiko persoalan yang lebih besar dibanding istri yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Sebagai wanita karier tentunya waktunya terbagi habis antara pekerjaan di kantor dan di rumah. Salah satu persoalan yang mungkin akan timbul pada suami istri yang sama-sama bekerja adalah jika istri lebih cepat menajak kariernya. Sebagai suami yang notabene adalah kepala rumah tangga, biasanya akan merasa kalah dengan si istri. Demi keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, hendaknya istri harus tetap bersikap rendah hati, dan tidak sombong dengan kariernya yang menanjak lebih cepat dari suami. Dengan demikian keselaran rumah tangga akan terjaga dan terciptakan dengan sendirinya.

    RESEP KEHARMONISAN KELUARGA yaitu :


    1/2 porsi saling percaya
    1/2 porsi kasih sayang
    Sebanyak-banyaknya butir kesabaran dan cemburu secukupnya.

    Adapun cara meramunya adalah : Campurkan saling percaya dan kasih sayang hingga halus merata, letakkan di panci kesetiaan. Panaskan di atas kompor perdamaian. Jaga api kemesraan agar tetap menyala dengan mengucapkan "aku cinta kamu". Masukkan satu per satu butir kesabaran agar tidak cepat habis. Cemburu jangan terlalu banyak, Ibarat soda kue jika terlalu banyak malah membuat kue terasa pahit. Dada boleh panas tetapi hati harus tetap jernih berpikir.

    Subhanallah..., luar biasa kata-katanya beliau - Ibu Mustika Tarigan...

No comments:

Post a Comment