Pernikahan agung Kraton Yogyakarta antara GKR Bendara dan KPH Yudanegara menjadi Wisata tersendiri di Jogja, kemegahan pernikahan agung Putri Raja Jawa dapat dinikmati semua kalangan, pernikahan agung ini tidak kalah meriah dengan pernikahan pangeran Inggris, semua lapisan masyarakat menyambut secara antusias pernikahan putri raja mereka.
Semua lapisan masyrakat seakan ikut ambil bagian untuk memeriahkan pernikahan agung ini, mereka ikut berpartisipasi secara sukarela dengan menyediakan nasi angkring gratis. Semua itu dilakukan sebagai bentuk pengabdian dari Rakyat kepada Raja. Sebanyak 200 nasi angkringan akan disiapkan di sepanjang Malioboro pada saat menjelang kirab pengantin pada hari Selasa 18 Oktober 2011, sajian angkringan sengaja disiapkan untuk masyarakat yang menyaksikan kirab pengantin dari Kraton menuju Kepatihan. Gerobak angkringan akan ditempatkan di sisi timur dari depan Monumen Serangan Oemum 1 Maret hingga depan Hotel Garuda. Sedang di sisi barat ditempatkan di depan Gereja sampai selatan Stasiun Tugu. masyarakat yang larut dalam kemeriahan mengikuti prosesi pernikahan putri Sultan dapat menyaksikan prosesi kirab sambil bersantai makan gratis makanan khas kota Yogyakarta.
Selain itu, di sepanjang Jalan Malioboro akan dipasang janur dan di depan Benteng Vredeburg rencananya akan dipasang lampu yang sangat terang. Pada malam midodareni, Senin 17 Oktober 2011 di seputar titik nol akan digelar pentas seni menampilkan potensi dari masing-masing kabupaten dan kota yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya akan dilaksanakan doa bersama agar pernikahan GKR Bendara berjalan lancar dan kedua mempelai nantinya menjadi keluarga sakinah.
Acara yang paling ditunggu-tunggu masyarakat adalah arak arakkan pengantin. Pengantin akan diarak dari Kraton menuju Kepatihan dengan kereta Kanjeng Kyai Jongwiyat yang akan ditarik enam kuda. Kereta Kanjeng Kyai Jongjiwat sering dipakai Sri Sultan Hamengku Buwono VII untuk memimpin gladi bersih grebeg prajurit kraton. Kereta Kanjeng Kyai Jongjiwat yang dibuat di Belanda tahun 1880 ini pernah dipergunakan untuk kirab pernikahan putri sulung Sultan HB X, GKR Pembayun pada hari Rabu, 22 Mei 2000. Iring iringan pengantin menggunakan kereta pusaka kraton yogyakarta dengan ditarik enam kuda terbaik akan menjadi suatu kemegahan tersendiri, prosesi iring iringan yang kental nuansa tradisional akan menjadi suatu tontonan istimewa ditengah tengah masyarakat modern yang sangat jarang dilakukan di era sekarang ini.
Stasiun TV lokal juga tidak mau ketinggalan untuk menyiarkan secara langsung setiap prosesi sakral tersebut. masyarakat yang tidak sempat menyaksikan secara langsung di sepanjang jalan malioboro juga tidak ketinggalan karena prosesi terus ditayangkan stasiun TV lokal.
Masyarakat yang hadir langsung tetapi sulit melihat karena berdesak desakkan juga disediakan beberapa layar lebar yang dipasang di sudut sudut kota. Sebanyak enam layar lebar telah disiapkan untuk menyiarkan tayangan langsung prosesi dhaup ageng atau pernikahan putri bungsi Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendhara dengan Kanjeng Pangeran Haryo Yudhanegara. Prosesinya akan ditayangkan mulai 16 Oktober 2011 hingga puncak acara Selasa 18 Oktober 2011. Enam layar lebar yang dimaksud ditempatkan di enam titik yang berbeda yakni di benteng Vredeburg, dua layar di alun-alun selatan, dan dua layar di alun-alun utara. Juga satu layar lebar yang sudah ada, yaitu video tron di samping Hotel Inna Garuda. Setiap prosesi ditayangkan secara langsung.
No comments:
Post a Comment