Dalam kehidupan, diantara orang biasa mungkin kita akan merasa paling pandai, paling pintar dan paling bisa. banyak diantara kita yang terlalu over dengan label "sarjana" sehingga kita merasa seperti burung merak yang berada di tengah tengah burung puyuh.
Bahkan tidak jarang diantara kita yang memandang rendah orang disekeliling kita, bahkan banyak juga yang sikap overnya tadi kita jadi ngoko, njangkar, dan ada juga yang memandang orang lain seperti pembantu.
Menurut saya pandangan yang seperti itulah salah, tidak ada suatu barometer atau tolak ukur apapun yang menyatakan seseorang itu pinter. ambil contoh seorang profesor mungkin akan dipandang lebih pintar dari pada tukang wedang (tukang buat air minum). tapi apakah anda pernah melihat bahwa seorang profesor begitu terampilnya mulai nggodhog wedang, bikin teh, hingga menyajikan dihadapan anak buahnya? jelas dalam hal ini si profesor kalah terampil bila di bandingkan si pembuat wedang.
Contoh di atas baru seberapa, contoh lain anda mungkin mengira bahwa sang profesor lebih pandai dari pada cleaning, tapi saya yakin seorang cleaning akan lebih terampil dalam memanjat tembok dan mengganti genteng dari pada sang profesor.
Sang Profesor aja bisa keliatan bodoh dihadapan pembuat wedang dan cleaning apalagi lagi seorang sarjana yang baru kemarin sore. Jadi, hormatilah sesama dan jangan sok pintar karena semua itu ada kelebihan masing masing. tak ada manusia yang dilahirkan dengan kesempurnaan, atau berlagak sok pintar hanya untuk sekedar cari muka
No comments:
Post a Comment